Cermati Mitos Kehamilan dan Pasca Melahirkan

 https://www.pemanberita.my.id/2024/03/cermati-mitos-kehamilan-dan-pasca.html

Namanya juga mitos: ada yang benar, tapi tidak sedikit pula yang patut diragukan. Jangan mudah terkecoh dan selalu konsultasikan pada ginekolog yang menangani kehamilan Anda. 
 
Mitos apa saja yang jelas-jelas menyesatkan dan mana pula yang kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan? Berikut penjelasan dr. Hasnah Siregar, Sp.OG dari Klinik Eksekutif RSIA Hermina Jatinegara, Jakarta Timur.

A. Selama hamil

Biar bayi cerdas dan persalinan lancar, sering-seringlah berhubungan intim selagi hamil.
Anggapan bahwa sperma mengandung zat penyubur sehingga bayi yang terkena semburannya bisa tumbuh subur dan cerdas jelas menyesatkan. Pasalnya, kesehatan janin selama berada dalam rahim ibunya sama sekali tidak ada kaitannya dengan jumlah sperma dan frekuensi hubungan intim. Yang benar, sehat dan cerdasnya seorang anak bukan dipengaruhi oleh kualitas sperma suami, melainkan faktor genetik kedua orangtuanya. Ibu dan bapak yang cerdas tentu berpeluang melahirkan anak yang cerdas pula.

Kepada pasangan yang memiliki penyulit kehamilan, seperti riwayat keguguran, plasenta previa (ari-ari menutup jalan lahir) dan sebagainya, diingatkan untuk "puasa" sementara waktu. Soalnya, hubungan intim justru meningkatkan kontraksi otot-otot rahim sehingga janin malah semakin berpeluang mengalami keguguran atau lahir prematur, sementara ibu berisiko mengalami perdarahan.

Diduga, mitos ini muncul karena dikait-kaitkan dengan pemberian kasih sayang dan perhatian dari pasangan. Artinya, kondisi psikologis ibu sangat mungkin bisa menjadi lebih tenang dan nyaman dengan sering berhubungan seksual. Tentu saja bukan tidak mustahil bila terjadi sebaliknya, semisal ibu tidak menikmatinya karena menjalaninya secara terpaksa atau semata-mata karena kewajiban. 
 
Nah, secara tidak langsung, kondisi kejiwaan ibu akan berpengaruh pada janinnya. Kondisi kejiwaan ibu yang tenang tentu akan sangat mendukung perkembangan janin secara optimal. Sementara persalinan pun bisa berlangsung lancar.
 
Ibu hamil dilarang makan makanan pedas, asam dan asin
Yang ini hampir sepenuhnya benar karena makanan pedas yang merangsang rasa mulas memang sebaiknya dipantang oleh ibu hamil dengan riwayat keguguran. Perasaan mulas ini selanjutnya akan menimbulkan kontraksi dalam rahim, sehingga risiko keguguran akan kian meningkat. 
 
Begitu juga makanan asam yang tidak disarankan karena bisa memicu penyakit mag. Apalagi kadar asam lambung saat hamil umumnya meningkat. Tentu saja ibu hamil yang tidak memiliki riwayat penyakit mag atau penyakit lain yang dapat diperberat oleh asam, boleh-boleh saja sesekali menikmati makanan asam-asam yang memang terasa menyegarkan.

Asupan makanan asin pun sebaiknya dibatasi. Terlebih bagi ibu yang memiliki riwayat penyakit darah tinggi karena makanan yang banyak mengandung garam ini amat berpotensi lebih meningkatkan gangguan darah tinggi. Selain itu, garam bersifat menyerap air sehingga kadang menimbulkan pembengkakan di sekujur tubuh. Kalau sudah begini, ibu jelas akan terganggu saat menjalani kehamilannya.
 
Jangan minum es dong, supaya bayinya enggak kelewat besar. Nanti susah lo melahirkannya
Yang benar, perawakan bayi lebih ditentukan oleh faktor genetik. Artinya, orangtua yang bertubuh tinggi besar sangat mungkin akan melahirkan bayi montok. Selain itu, kecukupan asupan nutrisi juga amat berpengaruh pada perkembangan fisik bayi. Semakin baik kualitas gizi yang dikonsumsi ibu, semakin besar pula berat tubuh bayi itu. Meski beberapa penyakit tertentu semisal diabetes umumnya juga membuat BB bayi lebih besar ketimbang bayi normal.

Jadi, besar tidaknya ukuran tubuh bayi sama sekali bukan ditentukan oleh kebiasaan si calon ibu minum es. Tentu saja selama air es yang diminumnya tidak ditambah sirup, madu, atau gula secara berlebih. Karbohidrat langsung yang terkandung dalam gula inilah yang akan membuat bayi memiliki bobot di atas rata-rata bayi normal. 
 
Kalau mual muntah berarti bayinya laki-laki
Gejala morning sickness berupa mual-muntah kerap dialami ibu hamil muda (trimester 1) yang terjadi akibat ketidakseimbangan hormonal. Namun perlu dicatat, tidak semua wanita mengalami gangguan mual-muntah dan tidak semua keluhan mual-muntah muncul di pagi hari karena bisa saja terjadi siang, sore, bahkan malam hari. Yang pasti, reaksi si calon ibu atas kehamilannya sama sekali tidak ada kaitannya dengan jenis kelamin bayi yang pada hakikatnya ditentukan oleh perpaduan kromosom kelamin ayah dan ibunya.
 
Menyematkan gunting, peniti, jarum agar terhindar dari gangguan makhluk halus
Anggapan ini tak perlu dipercaya sepenuhnya karena logikanya apa iya makhluk halus takluk begitu saja pada "tameng" berupa benda-benda tajam semisal gunting kuku atau peniti yang disematkan di tubuh ibu hamil? 
 
Namun selama kepercayaan ini membuat ibu tenang menjalani kehamilannya, boleh-boleh saja hal tersebut dilakukan. Meski juga tidak ada jaminan seseorang yang melakukannya bakal terhindar dari gangguan makhluk halus.
 
Jangan makan pisang, nanas dan mentimun
Mitos ini begitu dipercaya sebagian masyarakat di tanah Jawa karena disinyalir mengakibatkan keputihan. Bahkan nanas diyakini bisa menyebabkan keguguran. Padahal ini jelas sangat keliru. Konsumsi pisang, nanas, dan mentimun justru disarankan karena kaya akan vitamin C dan serat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh, disamping melancarkan proses pembuangan sisa-sisa pencernaan.

Sementara itu, tidak semua keputihan bersifat membahayakan. Sebab, ada beberapa kondisi wajar dan normal saat seorang wanita mengalami keputihan, yakni saat hamil maupun beberapa waktu sehabis melahirkan. Lain hal jika keputihan tersebut sudah tercemar oleh bakteri, jamur dan virus yang biasanya ditandai dengan keluhan gatal luar biasa, bau tak sedap menyengat, dan warna yang sudah mengarah kekuningan, kehijauan atau kecokelatan.

B. Setelah melahirkan

Rajin makan kunyit biar rahim cepat kering
Hingga saat ini belum ada penelitian tentang manfaat kunyit bagi pemulihan kondisi rahim seusai melahirkan. Bahkan, berdasarkan pengalaman medis, justru ada beberapa dampak negatif kalau ibu mengonsumsi banyak kunyit, umumnya bayi jadi kuning. 
 
Toh, rahim akan pulih dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Kalaupun dianggap perlu, dokter akan meresepkan obat-obatan tertentu agar luka-luka persalinan segera kering/sembuh dan rahim cepat pulih seperti sedia kala.
 
Jangan makan ikan! Nanti bayinya bau amis, lo
Mitos ini juga menyesatkan karena makanan yang kaya akan protein hewani ini justru sangat dibutuhkan semasa nifas. Selain meningkatkan daya tahan secara keseluruhan juga membantu mempercepat penyembuhan luka-luka persalinan. 
 
Bayi bisa mencret gara-gara ibu makan makanan pedas
Mitos ini ada benarnya sebab apa yang dikonsumsi ibu akan termakan juga oleh bayi. Artinya, makanan pedas yang dinikmati ibu akan terbawa sampai ke pembuluh darah dan masuk dalam "pabrik" ASI. Meski kadar pedasnya rendah sangat mungkin membuat bayi mencret karena ia masih sangat rentan dan sistem pencernaannya belum mampu berfungsi optimal. 
 
Tak hanya makanan pedas, makanan beraroma tajam seperti petai dan jengkol pun bisa menyebabkan tubuh bayi jadi tercium tak sedap. Sebab itu, ibu menyusui sebaiknya memang tidak mengonsumsi makanan pedas ataupun yang beraroma tajam.
 
Kalau bayi yang sakit, ibunya aja yang minum obat. Khasiatnya sama, kok
Konon obat apa pun yang diminum ibu akan terbawa oleh ASI sehingga sama ampuhnya untuk mengobati sakit si kecil. Jadi, kalau bayi demam cukup ibu saja yang minum obat penurun panas. Ini jelas tidak benar karena konsentrasi obat sangat menentukan kesembuhan seseorang. 
 
Konsentrasi obat pada ASI yang relatif sangat sedikit tentu akan membuat penyakit bayi sulit disembuhkan. Karena itu, kalau anak sakit ya segera bawa ke dokter anak. Semoga bermanfaat.